LAPORAN MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI STERILISASI ALAT MENGGUNAKAN METODE PANAS BASAH (AUTOCLAVE)
LAPORAN
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
STERILISASI
ALAT MENGGUNAKAN METODE PANAS BASAH ( AUTOCLAVE)
DISUSUN
OLEH:
NAMA : ZUZI NOPRIANNI
NPM : F0I020097
KELAS : 1 A
DOSEN PENGAMPUH : SUCI RAHMAWATI, S.Farm,Apt,M.Farm
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
PRODI
D3 FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
STERILISASI ALAT MENGGUNAKAN METODE
PANAS BASAH(AUTOCLAVE)
I.
TUJUAN
1. Dapat
memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk alat
dan bahan yang digunakan pada pengujian mikrobiologi.
2. Dapat
menyiapkan dan membuat media steril untu pengujian mikrobiologi.
3. Dapat
mengamati hasil dari proses sterilisasi alat dan bahan pada pengujian
mikrobiologi.
4. Dapat
membedakan antara sterilisasi uap atau sterilisasi basah dan sterilisasi pasah
atau kering.
5. Dapat
mensterilisasikan alat dengan autoclave(sterilisasi uap).
II.
Landasan Teori
Sterilisasi adalah proses
penghancuran segala bentuk-bentuk kehidupan (Pelczar, 2008). Metode sterilisasi
basah atau panas basah adalah pemanasan menggunakan air atau uap air. Uap air
adalah media penyalur panas yang terbaik
dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba melalui proses koagulasi,
denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba, sedangkan untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama
15 menit pada suhu 121 °C (Hadioetomo, 1985).
Sterilisasi adalah proses
penghilangan atau membunuh mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma, virus) dalam benda/peralatan untuk menjaga peralatan dilaboratorium
tetap bersih/steril, serta mencegah terjadinya kontaminasi. Peralatan
laboratorium yang akan disterilisasi memerlukan bahan pengemas. Kemasan adalah suatu
benda yang digunakan sebagai wadah/tempat yang dikemas dan dapat
mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran
serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran (Nurminah, 2002).
Sterilisasi adalah proses untuk membunuh
semua mikroorganisme yang ada, dan jika ditumbuhkan pada medium tidak ada
mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh
mikroorganisme yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan
dengan alat autoklaf uap dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 °C
selama 15 menit. Penggunaan suhu 121 °C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoklaf merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium
mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah sakit serta tempattempat lain yang
memproduksi produk steril. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung
pada sifat bahan yang akan disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misal akan
mensterilkan 1000 buah tabung reaksi yang masingmasing berisi 10 ml medium cair
membutuhkan waktu 10-15 menit pada suhu 121 °C , sedangkan jumlah medium yang
sama bila ditempatkan dalam 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan waktu
20-30 menit pada suhu yang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi. (Pelczar
dan Chan, 1986).
Sterilisasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu pemanasan, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan
kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara pemanasan dapat dilakukan dengan panas
basah, panas kering, pemanasan bertahap dan perebusan. Ada tiga cara yang umum
digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan
penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama sama dengan uap air maka
disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan
maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sterilisasi
kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi
yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi ialah yang
menggunakan panas.
a. Sterilisasi
Secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dapat
dilakukan dengan pemanasan & pemijaran.
1. Pemijaran (dengan api langsung):
membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L dan lain-lain.
2. Sterilisasi panas kering : sterilisasi
dengan oven umumnya pada suhu 160-170°C selama 1-2 jam. Sterilisasi panas kering
cocok untuk sterilisasi serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain. Sterilisasi
uap panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Sterilisasi dengan menggunakan uap
panas dibawah tekanan dengan menggunakan autoklaf. Pada sterilisasi ini umumnya
dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 15 menit dengan suhu 121°C.
b. Sterilisasi
Kimia
Biasanya
sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya
alkohol. Proses sterilisasi antiseptik kimia ini biasanya dilakukan dengan cara
langsung memberikan pada alat atau media yang akan disterilisasi. Pemilihan antiseptik
terutama tergantung pada kebutuhan dari tujuan tertentu serta efek yang
dikehendaki.
c. Sterilisasi
Mekanik (Filtrasi)
Sterilisasi
secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan
serum, enzim, toksin kuman, ekstrak sel dan lain-lain.
Autoklaf yang dapat
digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana
sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap
dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat
menggunakan kompor atau api Bunsen. Pada autoklaf sederhana ini, tekanan dan
temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah
bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara manual, selama masa
sterilisasi dilakukan. Keuntungan autoklaf ini adalah sederhana, harga relatif
murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema pada
negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik
yang seukuran dan setaraf. (Dwijosaputro,2005).
Autoklaf yang bertipe
yang lebih canggih menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi
dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik,
maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahan
dari autoklaf ini adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan
persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total
pada autoklaf. (Mulyaningsih dan Alluh, 2009).
Keunggulan autoklaf
adalah dapat mensterilkan alat dan bahan hingga tidak ada organisme yang hidup
lagi. Autoklaf memerlukan waktu yang singkat untuk sterilisasi. Autoklaf
menggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan kekuatan yang lebih
besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas biasa. Autoklaf memiliki
kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi. (Permatasari dkk., 2013).
Kekurangan autoklaf
adalah harus menggunakan air mendidih karena uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Autoklaf membutuhkan sumber panas
yang terus menerus. Autoklaf membutuhkan peralatan yang butuh perawatan terus
menerus (fardias, 1992).
·
Jenis autoklaf
Perbedaan
jenis autoklaf yaitu terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam
autoklaf selama sterilisasi. Adapun jenis-jenis autoklaf yaitu :
a) Gravity
Displacement Autoclave
Udara
dari dalam autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya adalah
memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak
dibawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukkan uap melalui bagian atas
autoklaf sehingga udara tertekan ke
bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara
semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya
suhu meningkat dan terjadilah sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan
cakupan suhu antara 121-134°C dengan waktu 10-30 menit.
b) High
Vacuum
Autoklaf
ini dilengkapi dengan pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam
autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini
berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke
dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoklaf ini bekerja pada suhu 132-135°C dengan waktu 3-4 menit.
c) Steam-flush
pressure-pulse
Autoklaf
ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan atmosfer dengan rangkaian
berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi.
(Ditya Fahlevi, 2014)
- Alat dan Bahan
1. Tabung
Reaksi
2. Erlemeyer
3. Gelas
Ukur
4. Cawan
Petri
5. Rak
Tabung Reaksi
6. Koran/
Aluminium Oil
7. Autoclave
8. Jarum
Ose
9. Air/
Aquadest
- Prosedur Kerja
- Metode Panas Basah
- Bungkus
alat-alat laboratorium yang ingin disterilisasikan menggunakan koran.
- Kemudian
alat-alat yang sudah dibungkus dengan koran dimasukan kedalam autoclave.
- Lalu tutup
autoclave serapat-rapat nya.
- Setelah
ditutup dengan rapat kemudian hidupkan autoclave.
- Tunggu
selama 15 menit atau sampai mencapaikan suhu 121°C dan dengan tekanan 1
atm.
- Ketika
sudah mencapai 121°C matikan autoclave.
- Lalu
bukalah katup uap udara panas agar uap udara panas yang didalam keluar dan
saat dibuka tidak langsung meledak.
- Kemudian
setelah uap panas keluar semua buka clave autoclave ini dan keluarkan
alat-alat lab yang telah disterilkan tadi.
- Dan ingat
harus hati-hati pada saat mengeluarkan alat-alat tersebut karena panas,
pastikan pada saat mengeluarkan alat-alat tersebut tangan, wadah dan
tempat untuk meletakkan alat tersebut dalam kondisi steril.
- Metode
Secara Langsung
- Siapkan
batang ose, erlemeyer dan pembakar busen.
- Hidupkan
pembakar busen.
- Bakar
batang ose diatas pembakar busen.
- Untuk
lingkaran yang paling ujung kita bakar hingga berwarna merah, itu artinya
batang ose sudah dapat di karatagorikan steril.
- Kemudian di
diamkan beberapa saat lalu batang ose dapat kita gunakan.
- Untuk alat-alat
seperti erlemeyer juga dapat disterilkan dengan cara memanaskan mulut
erlemeyer sedikit di depan pembakar busen.
V.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil
1) Sterilisasi
Menggunakan Autoclave/ Panas Basah.
No. |
GAMBAR |
KETERANGAN |
|
1. |
Sebelum dilakuna sterilisasi. |
Sebelum dilakukan
sterilisasi alat alat laboratorium di lapisi dengan koran agar tidak langsung
terkena uap panas. |
|
2. |
Alat alat laboratorium di masukkan ke dalam
autoclave. |
Saat dimasukan
kedalam autoclave alat alat laboratorium disusun secara rapi. |
|
3. |
Proses sterilisasi menggunakan autoclave |
Proses sterilisasi
dengan autoclave selama 10 – 15 menit atau sampai mencapai suhu 121°C atau 1
atm |
|
4. |
Hasil
proses sterilisasi dengan autoclave. |
Setelah proses
sterilisasi tutup autoclave dibuka secara perlahan, pada saat memindahkan
alat alat laboratorium pastikan tangan, alat dan wadah untuk meletakkan alat
yang sudah di sterilisasi dalam keadaan steril. |
|
2) Sterilisasi
Menggunakan Pembakar Bunsen
No. |
GAMBAR |
KETERANGAN |
|
1. |
Sebelum melakukan sterilisasi. |
Sebelum melakukan
sterilisasi kelilingi lingkungan dengan pembakar busen. |
|
2. |
Proses
sterilisasi batang ose dengan pembakar bunsen. |
Pada saat proses
sterilisasi batang ose menggunakan pembakar bunsen, bakar batang ose sampai
ujung lingkaran pada batang ose berubah warna merah. Jika sudah berubah warna
merah batang ose sudah dapat digunakan. |
|
3. |
Proses sterilisasi erlemeyer dengan pembakar
bunsen. |
Pada saat proses sterilisasi erlemeyer atau alat
laboratorium lainnya menggunakan pembakar bunsen, bakar ujung/ mulut
erlemeyer sekilas didepan api pembakar bunsen. |
|
B.
Pembahasan
Sterilisasi
adalah sebuah proses untuk menghilangkan bakteri yang ada pada peralatan baik
itu yang bersifat pathogen maupun apatogen dalam melakukan suatu pengamatan
terhadap objek mikrobiologi mengharuskan kita untuk mengunakan peralatan yang
steril agar hasil pengamatan yang kita lakukan sesuai apa yang diinginkan dalam
hal ini kontaminasi bakteri lain pada hasil pengamatan sangat tidak diinginkan.
Peralatan
yang disterilkan terbuat dari gelas atau kaca plastik dan besi dalam melakukan
sterilisasi perlu diketahui mana alat yang terbuat dari bahan yang tahan dan
tidak tahan panas maupun bahan yang memiliki batas panas maksimal yang mampu
diterimanya, hal yang bertujuan agar peralatan yang di sterilkan tidak rusak, misalnya
saja untuk mensterilkan peralatan plastik dengan mengunakan sterilisasi panas
kering sudah yang terjadi adalah hal-hal yang tidak diingikan seperti rusaknya
peralatan tersebut.
Dalam
pratikum ini metode yang digunakan adalah metode uap dengan menggunakan alat
yang bernama “Autoclave”. Autoklafe sebenarnya tidak hanya digunakan untuk
mensterilkan alat-alat laboratorium lain pada dasarnya prinsip kerja autoclave
adalah seperti prinsip alat kukusan yang biasa untuk menanak nasi dengan cara
tradisional bedanya disini adalah autoclave memiliki tekanan yang sangat tinggi
dan menghasilkan panas yang sangat tinggi dari pada alat penanak nasi biasa. Tujuan
dari suhu yang tinggi ini untuk bahan benar mematikan bakteri yang meenempel
pada alat medis tersebut 100% prinsip kerja autoclave adalah tahap untuk
sterilisasi sebenarnya tidak memakan banyak waktu yaitu sekitar 15 menit dalam
suhu 121°C tetapi waktu keseluruhan untuk pemanasan awal untuk menaikan suhu
hingga pendinginan untuk menurunkan suhu memakan waktu kurang lebih 2 jam
lamanya
Tujuan
dari lamanya proses ini adalah untuk membunuh endospore. Endospora adalah sel resistan
yang diproduksi oleh bakteri dimana sel ini tahan terhadap pemanasan kekeringan
dan antibiotik endospora dapat dibunuh pada suhu yang mencapai derajat 100°C
dimana suhu tersebut adalah titik didih air pada tekanan atmosfer yang normal
kemudian, pada saat suhu dinaikan menjadi 121°C maka endospore dapat di bunuh
dalam waktu 4-5 menit
Karena alat yang dibersihkan cukup banyak, maka waktu yang diperlukan untuk membuat semua alat medis bersuhu 121°C akan semakin lama hal ini disebabkan karena transfer panas pada bagian dalam autoclave juga melambat akan dibutuhkan waktu 15 menit untuk membuat panas itu merata keseluruh alat medis.
- Kesimpulan dan
Saran
A. Kesimpulan
Sterilisasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemanasan, penyaringan, radiasi, dan
penambahan bahan kimia. Hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi salah
satunya adalah jenis alat yang akan di sterilisasi terbuat dari bahan jenis
apa. Dalam sterilisasi alat laboratorium terbuat dari bahan yang berbeda-beda
tetapi kebanyakan terbuat dari kaca. Dalam sterilisasi fisik alat sangat
diperhatikan, apakah tahan terhadap panas dapat disterilisasikan dengan
atoclave atau dapat di bakar dengan pembakar busen. Praktikum ini kuncinya
adalah kebersihan.
B.
Saran
Saran
yang dapat diajukan adalah pada saat praktikum selanjutnya terlebih dahulu
harus mensterilkan alat alat yang akan di gunakan dalam praktikum agar terbebas
dari mikroorgnisme dan dalam melakukan praktikum dapat berjalan dengan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hadioetomo, R. S., 1985, Mikrobiologi
Dasar dalam Praktek, Jakarta : PT. Gramedia.
·
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S.
2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI Press.
·
Srikandi Fardiaz, 1992, Mikrobiologi
Pangan 1, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
·
Pelczar, Michael J., dan Chan, E. C. S.,
1986, 190-191, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, UI-Press,
Jakarta.
·
Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
·
Mulyaningsih, T. dan N. Aluh., 2009.
Sterilisasi Alat Media, ANDI, Jakarta.
·
Fardias, S., 1992. Mikrobiologi Pangan.
Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.
Komentar
Posting Komentar