LAPORAN MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI DAN JAMUR
LAPORAN
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
PEMBUATAN
MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI DAN JAMUR
DISUSUN:
NAMA :
ZUZI NOPRIANNI
NPM :
F0I020097
KELAS : 1 A
DOSEN PENGAMPUH : SUCI RAHMAWATI, S.Farm,Apt,M.Farm
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
PRODI
D3 FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
BENGKULU
TAHUN
AKADEMIK 2020/2021
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI
DAN JAMUR
I.
Tujuan
1. Dapat
membuat media pertumbuhan bakteri dan jamur.
2. Memahami
alat-alat yang digunakan dalam pratikum pembuatan pertumbuhan bakteri dan jamur.
3. Memahami pembuatan pertumbuhan bakteri dan jamur.
- Landasan Teori
Mikrobiologi
adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme
(Waluyo, 2009).
Dasar
makanan yang paling baik untuk pertumbuhan bakteri ialah medium yang mengandung
zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur- sayuran, sisa-sisa makanan atau
ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia (Dwidjoseputro, 1987).
Media
sangat penting untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, perhitungan jumlah mikroba,
dan pengujian sifat-sifat fisik bakteri sehingga suatu bakteri dapat
diidentifikasi. Media pertumbuhan dalam berbagai bidang sangat besar peranannya,
media pertumbuhan dapat digunakan sebagai media untuk pemeriksaan dan
pengembangan penyakit yang berasal dari virus dan bakteri, pembuatan
antimikroba untuk membunuh virus dan jamur pada tumbuhan, sebagai media
pengembangan zat antivirus. Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme adalah media Nutrient agar yang merupakan media racikan
berbentuk siap pakai.
Media
merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan mikroorganisme
lain (Benson, 2002).
Suatu
media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan
antara lain: Media diinkubasikan pada suhu tertentu, kelembapan harus cukup, pH
sesuai, dan kadar oksigen cukup baik, media pembenihan harus steril, media tidak
mengandung zat-zat penghambat, dan media harus mengandung semua nutrisi yang
mudah digunakan mikroorganisme (Jutono, 1980; Radji, 2010).
Media
pertumbuhan dapat berupa media cair, media kental (padat), media yang
diperkaya, media yang kering dan media yang sintetik (Dwidjoseputro, 2005),
sedangkan menurut Benson (2002) media pertumbuhan mikrooorganisme berupa media
padat, media cair dan media semi padat. Media yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah media padat yaitu media agar. Mikroorganisme yang akan diamati dalam
penelitian yaitu jamur. Media agar yang umum digunakan untuk mengisolasi jamur
di laboratorium antara lain: Potato Dextrose Agar (PDA), Malt Extract Agar (MEA),
Carrot Agar (CA), Taoge Extract Agar (TEA) dan Oat Meal Agar (OM) (Gandjar,
2006).
Melimpahnya
sumber di alam mendorong untuk menemukan variasi media pertumbuhan
mikroorganisme. Jamur dapat tumbuh baik pada media yang mengandung nutrisi yang
dapat memenuhi syarat sebagai media pertumbuhan salah satunya dari sumber
karbohidrat (Atlas, 2004).
Karbohidrat
dan derivatnya merupakan substrat utama untuk metabolime karbon pada jamur
(Gandjar, 2006). Karbon merupakan unsur yang paling penting karena 50% berat
mikroorganisme adalah karbon (Hidayat, 2006).
Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media
dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Supaya
mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
Media
dapat digolongkan berdasarkan atas susunan
kimianya, sifat wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan
susunan kimia :
1. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun
dari bahan-bahan anorganik
2. Media organik. Yaitu media yang tersusun
dari bahan-bahan organik
3. Media sintetik (media buatan). Yaitu media
yang susunan kimianya diketahui dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk
mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba
4. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan
kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk
menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan olehmikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,
pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni
dan juga memanipulasikomposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O)
sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut
berfungsisebagai pemadat media (Suhardi, 2008).
Media
Potato Dextrose Agar (PDA)
merupakan media yang
umum digunakan untuk menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk
makanan. Masalah yang sering
dihadapi dengan penggunaan
media ini adalah seringnya terjadi kegagalan dalam pengamatan
morfologi dan penghitungan jumlah koloni kapang akibat
tumbuhnya koloni yang
menyebar sehingga menghambat
atau menutupi koloni yang lain (Indriati, 2010).
Banyaknya koloni yang tumbuh pada suatu substrat
sangat dipengaruhi oleh
tersedianya kondisi fisik, nutrisi, dan sifat hidupnya. Nutrisi yang tersedia memberikan pertumbuhan
kedua bakteri tersebut.
kemampuan bakteri mendegradasi substrat
di alam selain
dipengaruhi lingkungan
yang memenuhi syarat bagi
pertumbuhan bakteri tersebut juga jumlah bakteri secara kuantitatif harus
sebanding atau lebih besar dari jumlah senyawa kompleks yang tersedia (Priyani,
2006).
Dalam
bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme diperlukan
suatu media sebagai
tempat pertumbuhan mikroorganisme.
Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh
suatu mikroorganisme (Atlas, 2004).
Nutrisi
yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya meliputi
karbon, nitrogen, unsur
nonlogam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na,
K,Cu, Mn, Mg,dan Fe, vitamin, air, dan energi (Anisah, 2015).
Mikrobiologi
berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan logos (ilmu).
Jadi mikrobiologi merupakan
bidang ilmu biolgi
yang mengkaji tentang mikroba
yang mencakup bermacam-macam kelompok
organisme mikroskopik yang terdapat
sebagai sel tunggal
maupun kelompok sel
seperti bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopik, bahkan virus
meskipun virus tidak termasuk sel
sebab materi genetiknya
hanya dibungkus oleh
protein dan tidakmemiliki
kemampuan tumbuh secara mandiri (Hafsah, 2009).
Medium
Potato Dextrose Agar (PDA) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi
alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan
medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai
sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut
untuk menghomogenkan medium dan sumber O2.
Nutrient
Agar (NA) merupakan suatu medium yang
berbentuk padat yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan
senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone
dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan, karena
sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
- Alat
dan Bahan
- Alat:
1.
Erlemeyer
2.
Alumunium Oil
3.
Timbangan Digital
4.
Spatel
5.
Hot Plate
- Bahan:
1.
Nutrient Agar (NA)
2.
Potato Dextrose Agar (PDA)
3.
Aquadest
IV.
Prosedur Kerja
1.
Masukan aquadest kedalam erlemeyer
sebanyak 200 ml.
2.
Timbang nutrien agar (NA) sebanyak 4 gram.
3.
Setelah itu masukan NA kedalam erlemeyer
yang telah diisi aquadest sebanyak 200 ml tandai dengan label NA.
4.
Masukan aquadest kedalam erlemeyer
sebanyak 200 ml.
5.
Timbang potato dextrose agar (PDA)
sebanyak 7,8 gram.
6.
Setelah itu masukan kembali PDA kedalam
erlemeyer yang telah diisi aquadest sebanyak 200 ml tandai dengan label PDA.
7.
Lalu erlemeyer ditutup dengan alumunium
oil.
8.
Siapkan dan hidupkan hot plate.
9.
Letakkan media diatas hot plate sambil
digoyangkan agar tidak menggumpal pada bagian bawah erlemeyer.
10.
Panas selama 10-15 menit atau sampai
mendidih setelah itu angkat dan dinginkan.
11.
Setelah selesai masukan kedalam kulkas
dan dilakukan pembekuan.
- Hasil
dan Pembahasan
A. Hasil
NO. |
PENGAMATAN |
KETERANGAN |
1. |
Sebelum dilakukan
pemanasan. |
Sebelum
dilakukan pemanasan menggunakan hot plate warna NA ditambah aquadest sebelum
dilakukan pemanasan berwarna kuning pucat dan masih ada gumpalan pada bagian
bawah erlemeyer. Pada PDA berwarna orange pucat dan terdapat gumpalan pada
bagian bawah erlemeyer. |
2. |
Proses pemanasan
menggunakan hot plate. |
Pada
saat proses pemanasan dengan hot plate erlemeyer di goyang terus menerus agar
tidak terjadi penggumpalan. Pada saat proses ini terjadi peleburan sehingga
NA/PDA larut kedalam erlemeyer sampai homogen |
3. |
Hasil pembuatan media
pertumbuhan bakteri dan jamur. |
Setelah
dilakukan pemanasan di hot plate NA/PDA didinginkan masukan kedalam kulkas.
Terjadi perubahan warna NA menjadi kuning terang dan PDA orange gelap. |
B. Pembahasan
Pada
saat pembuatan media nutrient agar (NA) campurkan nutrient agar (NA)
sebanyak 4 gram, lalu dicampurkan dengan
Aquadest 200 ml. Dipanaskan diatas hot
plate hingga mendidih, wadah yang digunakan adalah Erlenmeyer. Campuran ini
selama dipanaskan juga diaduk menggunakan magnetic stirrer atau menggoyangkan
erlemeyer secara terus menerus, setelah itu diuku pHnya, sesuai
standarisasinya.
Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan juimlah mikroba.
Tujuan dalam pembuatan media untuk wadah
membiakkan mikroba, sehingga mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media yang
telah dibuat.
Pada
pembuatan media NA didapatkan pada awal pengamatan, berwarna kuning. Setelah
pemanasan didapatkan hasil warna media agak cokelat, dan diukur keasamannya
(pH). pH yang ada pada NA sudah sesuai dengan standarisasi pH 6,8-7,0 , pH NA
adalah 7. Sehingga tidak harus diberi tambahan NaCl.
Kemudian
pada pembuatan media potato dextrose agar dengan menggunakan potato dextrose
agar (PDA) 7,8 gram ditambahkan 200 ml. Didapatkan pada awal pengamatan,
sebelum proses pemanasan berwarna keruh, setelah dilakukan pemanasan didapatkan
hasil warna media agak cokelat muda, kemudian diukur keasamannya didapatkan pH
5,9.
Sebelum
melakukan praktikum lakukan proses sterilisasi. Mulut erlemeyer ditutup dengan
menggunakan alumunium foil dan dibungkus dengan kertas, proses ini berfungsi untuk media tetap steril, tidak
terkontaminasi terhadap mikroorganisme yang ada diluar.
Dalam
melakukan percobaan dilakukan beberapa perlakuan yaitu menakar nutrient agar
dan potato dextrose agar sesuai dengan komposisi yang ada.
Faktor
kesalahan terjadi apabila pada saat pemanasan diatas hot plate tidak hati-hati
sehingga air mendidih dan berhamburan keluar dari Erlenmeyer.
- Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
NA
merupakan media buatan yang dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang
terdiri dari bahan dextrose dan agar. PDA merupakan media buatan yang umumnya
digunakan untuk menumbuhkan bakteri dari ekstrak kentang, dextrose, dan agar
yang dilarutkan dalam air panas.
B. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum, dilakukan dengan berhati-hati, pada saat pemanasan menggunakan hot plate harus diperhatikan agar tidak terjadi air mendidih dan bertumpahan keluar.
DAFTAR PUSTAKA
- Waluyo,
L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.
- Dwidjoseputro,
D., 1987, Pengantar Mikologi, Edisi Kedua, Bandung, Alumni.
- Benson,
Harold J. 2002. Micrpbiological Apllications Laboratory Manual in General
Microbiology. New York: McGraw-Hill.
- Jutono.1980.
Pedoman Praktikumn Mikrobiologi Umum. Yogjakarta:Fakultas pertanian UGM.
- Radji,
Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran.
Jakarta: EGC.
- Gandjar,
Indrawati. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
- Atlas,
Ronald M. 2004. Handbook of Microbiological Media Third Edition Volume 1.
United States Of America: CRC Press.
- Hidayat,
N., Padaga, M. C., Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi Industri.Yogjakarta: ANDI.
- Sutedjo,
Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta
- Suhardi,
2008. Sintaksis. Yogyakarta: UNY Press.
- Indriati,
E. 2010., Antropometri Untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi, dan Olahraga.
Yogyakarta: Citra Aji Parama. pp. 72
Komentar
Posting Komentar