LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK UJI KARBOHIDRAT ( UJI IODIUM, BENEDICT, FEHLING A FEHLING )

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

UJI KARBOHIDRAT ( UJI IODIUM, BENEDICT,  FEHLING A DAN FEHLING B

DISUSUN OLEH :

NAMA                                     : ZUZI NOPRIANNI

NPM                                        : F0I020097

KELAS                                   : 1 A

DOSEN PENGAMPUH        : SUCI RAHMAWATI, S.Farm,Apt,M.Farm

 

 

 

 

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021








A.    TUJUAN

1.     Mengenal beberapa karbohidrat yang lazim dan sifat fisisnya.

2.     Mempelajari perbedaan penting sifat fisis dan kimia dari monosakarida, disakaridadan polisakarida.

3.     Menghubungkan reaksi karbohidrat dengan kimiawi dasar dari gugus fungsinya.

4.     Mempelajari beberapa reaksi karbohidrat yang penting dalam metabolisme.

B.    LANDASAN TEORI

            Karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian struktur pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.

            Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gulasederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yangterangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida,terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).

            Zat Karbohidrat merupakan sumber struktur utama bagi tubuh. Jika kebutuhan akan karbohidrat tidak terpenuhi, maka fungsi karbohidrat akan diambil alih oleh protein yang menyebabkan kinerja protein menjadi kurang optimal.Karbohidrat tersedia dalam jumlah yang melimpah di muka bumi. Zat karbohidrat merupakan nutrisi yang penting bagi tubuh. Dewasa ini banyak orang yang menghindari makan yang mengandung karbohidrat demi struktur kesehatan. Tentu saja karena tidak semua jenis karbohidrat baik dikonsumsi apalagi dalam jumlah yang berlebihan. Berdasarkan panjang rantai karbonnya, karbohidrat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1.     Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat yang lain. Monosakarida di klasifikasikan menjadi 6 jenis, yaitu: Diosa (C2H4O2), Triosa (C3H6O3), Tetrosa (C4H8O4), Pentosa (C5H10O5), Heksosa (C6H12O6), dan Heptosa (C7H14O7) . Namun sebagian besar monosakarida yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah dari kelompok Heksosa dan Pentosa.

·       Glukosa

            Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Glukosa merupakan komponen utama gula darah, menyusun0,065- 0,11% darah kita. Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, danstruktur. Glukosa sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita menggunakannya langsung untuk menghasilkan 4truct. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula pereduksi.

            Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa, monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus– CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut ―cincin “piranosa”, bentuk paling stabil untuk struktur berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan struktur kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.

·       Galaktosa

Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas dialam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapatdalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula pereduksi. Glukosa dan galaktosa bereaksi positif terhadap Larutan fehling, yaitu denganmenghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.

·       Fruktosa

Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasike kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam. Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk struktur padat, dan sangat mudah larut dalam air. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan bersama glukosa. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk monosakarida dan/atau sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa merupakan molekul disakarida yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Sama seperti glukosa, fruktosa adalah suatu gula pereduksi.

·       Manosa

Manosa adalah gula aldehida yang dihasilkan dari oksidasi manitol dan memiliki sifat-sifat umum yang serupa dengan glukosa. Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.

·       Ribosa

Ribosa adalah gula struktur yang ditemukan dalam semua sel tumbuhan dan hewan dalam bentuk furanosa. Ribosa merupakan komponen RNA yang digunakan untuk transkripsi genetika. Selain itu Ribosa juga berhubungan erat dengan deoksiribosa, yang merupakan komponen dari DNA. Ribosa juga meupakan komponen dari ATP, NADH, dan beberapa kimia lainnya yang sangat penting bagi struktural.

·       Xilosa

Xilosa suatu gula struktur, yaitu monosakarida dengan lima atom karbon dan memiliki gugus aldehida. Gula ini diperoleh dengan menguraikan jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya dengan asam sulfat encer. Xilosa berbentuk serbuk hablur tanpa warna yang digunakan dalam penyamakan dan pewarnaan dan dapat juga digunakan sebagai bahan pemanis untuk penderita kencing manis (diabetes mellitus).

·       Arabinosa

Arabinosa disebut juga gula 6truct atau pektinosa. Arabinosa bersumber dari Getah Arab , Plum, dan Getah Ceri , namun tidak memiliki fungsi Fisiologis. Arabinosa berupa struktur putih yang larut dalam air dan gliserol namun tidak larut dalam alkohol dan eter. Arabinosa digunakan dalam obat-obatan dan medium pembiakan bakteri. Arabisa dalam reaksi Orsinol – HCl memberi warna: Violet , Biru , dan Merah , dengan memberi Floroglusional- HCl.

2.     Oligosakarida Dan Disakarida

            Oligosakarida adalah karbohidrat yang merupakan gabungan 2 – 8 satuan monosakarida. Penyatuan antar molekul monosakarida dilakukan oleh sebuah ikatan yang disebut ikatan glikosidik. Olisakarida dapat dijumpai dalam bentuk disakarida dan trisakarida. Kebanyak ditemukan dari hasil hidrolisa (Pemecahan) polisakarida, dan hanya sedikit yang terbentuk secara alami di alam. Olisakarida yang paling banyak terdapat dalam bentuk disakarida, seperti sukrosa dan struktur.

            Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam.

·       Maltosa

            Maltosa atau gula gandum, adalah disakarida yang terbentuk dari dua unit glukosa bergabung dengan ikatan α(1 → 4), terbentuk dari reaksi kondensasi. Para isomaltose isomer memiliki dua molekul glukosa dihubungkan melalui ikatan α(1 → 6). Maltosa adalah anggota kedua dari seri biokimia penting dari rantai glukosa. Maltosa adalah disakarida dihasilkan ketika struktur memecah pati. Hal ini ditemukan dalam biji berkecambah seperti gandum. Hal ini juga dihasilkan ketika glukosa terbakar.

            Maltosa dapat dipecah menjadi dua molekul glukosa dengan hidrolisis. Dalam organisme hidup, enzim maltase dapat mencapai ini dengan sangat cepat. Di laboratorium pemanasan dengan asam yang kuat untuk beberapa menit akan mendapatkan hasil yang sama. Maltosa memiliki rasa yang manis, sekitar setengahnya glukosa dan sekirat seperenam manisnya fruktosa.

·       Sukrosa

            Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan.

            Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa.

            Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal. Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.

·       Laktosa

Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Laktosa ada di dalam kandungan susu, baik pada air susu ibu maupun susu struktur merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan. Mempunyai rumus kimia C12H22O11.

3.     Polisakarida

            Polisakarida adalah molekul karbohidrat polimerik yang tersusun atas rantai monosakarida yang panjang dan terikat oleh ikatan glikosidik. Polisakarida merupakan suatu makromolekul (molekul besar). Jika polisakarida mengalami hidrolisis, maka akan menghasilkan monosakarida dan disakarida.

         Polisakarida seringkali bersifat heterogen, mengandung sedikit modifikasi unit berulangnya. Makromolekul ini dapat memiliki sifat yang berbeda dari para penyusunnya, tergantung pada struktur.

            Polisakarida dapat bersifat amorf (berbentuk tak beraturan). Beberapa polisakarida bahkan tidak larut dalam air. Polisakarida mengandung lebih dari sepuluh unit monosakarida. Pengkategorian karbohidrat masuk ke dalam oligosakarida atau polisakarida memang terkadang bisa, dan itu tergantung dari pendapat masing-masing ahli biokimia.

            Sakarida alami umumnya berupa karbohidrat sederhana yang disebut monosakaridadengan rumus umum (CH2O)n dimana n adalah tiga atau lebih. Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, da, galaktosa. Sedangkan polisakarida memiliki rumus umum Cx(H2o)y dimana x biasanya antara 200 dan 2500. Mengingat bahwa unit berulang dalam ranai polimer sebagian besar adalah monosakarida enam karbon, rumus umum polisakarida juga dapat direpresentasikan sebagai (C6H10O5)n dimana 40<n<3000.

Jenis-jenis Polisakarida

            Polisakarida dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida penyimpanan dan polisakarida struktural. Berikut adalah beberapa contoh polisakarida :

a)    Polisakarida penyimpanan

·       Pati (Amilosa)

            Pati adalah polimer glukosa dimana unit glukopiranosa terikat oleh ikatan alfa. Pati tersusun atas campuran amilosa (15-20%) dan amilopektin (80-85%). Amilosa terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus molekul glukosa, sedangkan amilopektin adalah molekul bercabang yang terdiri dari beberapa ribu unit glukosa (setiap rantai 24-30 unit glukosa merupakan satu unit amilopektin). Pati tidak larut dalam air. Pati dapat dicerna oleh organisme yang dapat mematahkan ikatan alfa (glikosidik). Manusia dan hewan memiliki amilase, sehingga bisa mencerna pati, kentang, beras, gandum, dan jagung merupakan sumber utama pati dalam makanan manusia.

·       Glikogen

            Glikogen berfungsi sebagai cadangan energi jangka panjang pada hewan. Glikogen merupakan energi primer yang disimpan di jaringan adiposa. Glikogen dibuat oleh hati dan otot, tetapi juga dapat dibuat melalui glikogenesis dalam otak dan perut.

            Glikogen merupakan analog dari pati. Glikogen memiliki struktur yang mirip dengan amilopektin tetapi lebih bercabang dan rapi dari pada pati. Glikogen merupakan polimer dari α(1→4) ikatan glikosidik, dengan α(1→6) cabang yang terhubung. Glikogen ditemukan dalam bentuk butiran dalam sitosol/sitoplasma di banyak jenis sel, dan memainkan peran penting dalam siklus glukosa. Glikogen membentuk energi cadangan yang dapat dengan cepat dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan glukosa mendadak. Glikogen lebih cepat tersedia sebagai cadangan energi daripada trigliserida (lemak)

b)    Polisakarida struktural

·       Selulosa

            Komponen struktural tanaman kebanyakan terbentuk dari selulosa. Kandungan kayu sebagian besar adalah selulosa dan lignin, sedangkan kertas dan kapas adalah selulosa hampir murni. Selulosa adalah polimer yang dibuat dari unit glukosa berulang disatukan oleh ikatan beta. Manusia tidak mempunyai enzim untuk memecah selulosa, karena ada bakteri yang menghasilkan glukosa. Selulosa adalah karbohidrat paling melimpah di alam.

·       Kitin

            Kitin merupakan salah satu polimer alam. Kitin membentuk komponen struktural banyak hewan. Kitin dapat diuraikan secara alami, namun membutuhkan waktu cukuplama. Kitin dapt dipecah oleh enzim yang diuraikan secara alami, namun membutuhkan waktu cukup lama. Kitin dapat dipecah oleh enzim yang disebut kitinase. Kitinase disekresikan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, dan diproduksi oleh beberapa tanaman. Secara kimia, kitin berkaitan erat dengan kitosan. Kitosan adalah turunan kitin yang lebih larut di dalam air. Kitin juga terkait erat dengan selulosa rantai panjang bercabang turunan glukosa.

·       Pektin

Pektin adalah salah satu kelompok polisakarida kompleks yang mengandung ikatan 1,4 residu asam α-D-galaktosiluronik. Pektin ada di sebagian besar dinding sel primer dan di bagian non-kayu tanaman terestril.

 

C.    ALAT DAN BAHAN

·       ALAT

1.     Rak Tabung Reaksi ( 1 buah)

2.     Tabung Reaksi ( 6 buah)

3.     Plat Tetes ( 1 buah)

4.     Pipet Tetes ( 6 buah)

5.     Hot Plate

6.     Beacker Glass

7.     Penjepit Tabung Reaksi

·       BAHAN

1.     Teping Terigu

2.     Tepung Kanji

3.     Tepung Beras

4.     Mangga

5.     Gom Arab

6.     Glukosa

7.     Laktosa

8.     Larutan Iodium

9.     Benedict

10.  Fheling A dan Fheling B


D.    PROSEDUR KERJA

·       UJI IODIUM

1.     Pada plat tetes diteteskan karbohidrat yang akan diuji, masing masing sebanyak 2 tetes

2.     Larutkan karbohidrat yang akan diuji ditetesi 2 tetes larutan iodium

3.     Perubahan warna pada larutan diatas ( larutan karbohidrat) dibandingkan dengan larutan iodium sendiri

·       UJI BENEDICT

1.     2 ml benedict dituangkan kedalam tabung reaksi

2.     Kemudian 7 tetes karbohidrat diteteskan pada masing masing tabung reaksi

3.     Larutan dididihkan selama 5 menit

4.     Amati warna dan endapan pada larutan yang sudah dididihkan

·       UJI FHELING A DAN FHELING B

1.     Teteskan karbohidrat sebanyak 2 tetes kedalam plat tetes

2.     Tiap tiap larutan ditetesi fheling A, dan untuk uji fheling B juga sama

3.     Kemudian, amati perubahan warna pada larutan kerbohidrat bandingkan dengan fheling A dan juga fheling B itu sendiri.

E.    HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

KETERANGAN

Uji Iodium





1.     Tepung terigu + Iodium = ungu muda

2.     Tepung kanji + Iodium = ungu muda

3.     Tepung beras + Iodium = ungu muda

4.     Mangga + Iodium = kuning bening

5.     Gom arab + Iodium = putih

6.     Glukosa + Iodium = putih

7.     Laktosa + Iodium = putih

Uji Benedict




1.     Tepung terigu + Benedict = biru terdapat endapan

2.     Tepung kanji + Benedict = biru terdapat endapan

3.     Tepung beras + Benedict = biru terdapat endapan

4.     Mangga + Benedict = kuning terdapat endapan hijau

5.     Gom arab + Benedict = biru terdapat endapan biru tua

6.     Glukosa + Benedict = orange terdapat endapan merah bata

7.     Laktosa + Benedict = orange terdapat endapan merah bata

Uji Fheling A



1.     Tepung terigu + Fheling A = biru

2.     Tepung kanji + Fheling A = biru

3.     Tepung beras + Fheling A = biru

4.     Mangga + Fheling A = biru

5.     Gom arab + Fheling A = hijau

6.     Glukosa + Fheling A = coklat

7.     Laktosa + Fheling A = coklat

Uji Fheling B



1.     Tepung terigu + Fheling B = biru

2.     Tepung kanji + Fheling B = biru

3.     Tepung beras + Fheling B = biru

4.     Mangga + Fheling B = biru

5.     Gom arab + Fheling B = hijau

6.     Glukosa + Fheling B = coklat

7.     Laktosa + Fheling B = coklat

 

·       PEMBAHASAN

        Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilicacid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yangdihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.

·       Uji Iodium

            Pada pengujian pertama yaitu pati yang telah dihidrolisis tadi di uji dengan larutan Iod, Uji yodium ini adalah untuk menguji identifikasi kandungan pati yang merupakan Polisakarida pada suatu sampel. Polisakarida adalah golongan karbohidrat kompleks yang merupakan polimer dari molekul-molekul monosakarida yang sangat banyak yang membentuk rantai panjang lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana seperti oligosakarida.

Iodin yang ditambahkan berfungsi sebagai indikator suatu senyawa polisakarida. Pada kondisi asam NaI dan NaIO3 diubah menjadi I2 kembali oleh asam klorida Jadi pada kondisi asam-lah memberikan hasil uji terbaik. Dengan reaksi:

5 NaI + NaIO3+ 6 HCl →3 I2 + 6 NaCl + 3 H2O

            Uji iodium ini menunjukan reaksi yang positif terhadap Pati, karena Pati merupakan salah satu contoh dari molekul polisakarida. Pati terdiri dari banyak monomer glukosa. Pada uji iodium Pati dapat menghasilkan reaksi positif dengan menghasilkan warna biru karena pada Pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang masuk kedalam spiralnya. 

            Sebelum pengujian selanjutnya, larutan zat pati yang telah dihidrolisis tadi dinetralkan terlebih dahulu dengan NaOH. Pengujian ini merupakan analisis Glukosa yang diuji dengan pereaksi fehling. Pereaksi fehling ini digunakan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduksi. Berdasarkan literatur semua monosakarida (glukosa, fruktosa, laktosa) dapat mereduksi oksidator lemah.

            Gula Pereduksi Endapan Merah Bata Pada sampel Pati yang telah dihidrolisis tadi diuji dengan pereaksi Fehling (FehlingA + Fehling B) menunjukan positif (+) dengan menandakan terbentuknya endapan merah bata, hasil tersebut menunjukan bahwa pati terhidrolisis oleh HCl dalam suasana panas menjadi Glukosa.

·       Uji Benedict

            Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai CuO (Kupro Oksida). Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Hasil praktikum karbohidrat yang diujikan (glukosa, pati dan laktosa) menunjukan endapan merah bata. Hal ini menunjukan adanya gula pereduksi karena Benedict dengan gula reduksi akan terjadi reaksi oksidasi dan dihasilkan endapan merah dari kupro oksida.

            Tidak seperti glukosa dan laktosa, sukrosa tidak dapat mereduksi Benedict, karena ia tidak memiliki gugus aldehida atau gugus keto bebas. 

    Penyebab terjadinya endapan pada monosakarida (glukosa). Hal ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) bebas dalam molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Dalam asam polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida, dan monosakarida.

·       Uji Fheling A dan Fheling B

Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOHdan KNa tartarat). 

Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat. Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Hasil praktikum karbohidrat yang diujikan (glukosa,laktosa,pati) dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata. Hal ini menunjukan adanya gula pereduksi, Sedangkan untuk sukrosa membentuk 2 fasa, biru di atas dan bening di bawah. Sukrosa tidak termasuk gula pereduksi karena ujung dari gugusnya tidak mengandung gugus aldehid ataupun keton. Sehingga tidak menunjukan mutarotasi.


F.    KESIMPULAN DAN SARAN

·       KESIMPULAN

1.     Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat karbohidrat berbeda sesuai dengan struktur dan gugus fungsinya.

2.     Uji Benedict menunjukkan bahwa glukosa dan laktosa merupakan gula pereduksi yang memiliki gugus fungsi aldehida atau hemiasetal.

3.     Monosakarida dapat mereduksi pereaksi Fehling karena pada monosakarida terdapat gugus aldehid, yang akan dioksidasi oleh pereaksi Fehling menjadi karboksilat.

·       SARAN

Selalu jaga kebersihan agar tidak mempengaruhi pada hasil praktikum. Dan untuk kelompok yang praktikum video praktikumnya lebih cepat di bagikan.


 

DAFTAR PUSTAKA

·       Amirudin. 1993. Kamus Kimia Organik. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DEPDIKBUD.

·       Basri, Sarjoni. 1996. Kamus Kimia. Jakarta: Rineka Cipta.

·       Daintith, John. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: PT. Erlangga.

·       Fessenden, Ralph J. 1982. Organic Chemistry. USA: Willard Grant Press Publisher.

·       Gibson, Charles. 1950. Essential Principles of Organic Chemistry. London: Chambridge of The University Press.

·       Hart, Harold. 1988. Kimia Organik – Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.

·       Holmi Comp, George K. 1964. Selected Experimental Organic Chemistry. San Fransisco: William and Company.

·       Kleinfelter. 1990. Kimia untuk Universitas. Jakarta: PT. Erlangga

·       Lucas, Howard. 1935. Organic Chemistry. New York: American Book Company.

·       Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

·       Pudjaatmaka. 1999. Kamus Kimia Organik. Jakarta: Depdikbud

·       Respati. 1980. Dasar-Dasar Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Aksara Baru.

·       Sumardjo, Damin. 1997. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Semarang: Undip Press.

·       Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia – Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL JAMU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK IDENTIFIKASI DAN GUGUS FUNGSI PADA TABLET METAMPIRON