LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK IDENTIFIKASI DAN GUGUS FUNGSI PADA TABLET METAMPIRON

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI DAN GUGUS FUNGSI PADA TABLET METAMPIRON



 

DISUSUN OLEH :

NAMA                                     : ZUZI NOPRIANNI

NPM                                        : F0I020097

KELAS                                   : 1 A

DOSEN PENGAMPUH        : SUCI RAHMAWATI, S.Farm,Apt,M.Farm

 

 

 

 

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

      I.         TUJUAN

Untuk mengetahui cara identifkasi gugus fungsi menggunakan tablet metamporin

 

   II.         LANDASAN TEORI

            Gugus fungsional sering ditemui pada senyawa organik adalah alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, ester, dan benzene. Gugus Fungsional diantaranya dapat menghasilkan turunan senyawa seperti fenol, amina, dan amida. Setiap gugus yang memiliki sifat berbeda tentunya akan mempunyai reaksi yang berbeda pada suatu indikator. Zat tertentu dapat digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan adanya suatu gugus secara kualitatif (Elizabeth, 2010).

 

            Ikatan pada alkana merupakan ikatan tunggal, kovalen, dan non polar sehingga alkana relatif tidak reaktif. Alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa, pengoksi- dasi atau pereduksi, karena sifatnya yang tidak bereaksi ini, alkana dapat digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi atau untuk melakukan reaksi-reaksi kimia zat lain. Alkana bereaksi dengan beberapa pereaksi seperti oksigen dan halogen. alkana dan halogen yang di simpan pada suhu rendah dalam kamar gelap maka reaksi tidak terjadi (Rasyid, 2009).  

 

            Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting didalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah senyawa yang paling menentukan sifat kima aldehid dan keton. Banyak sekali sifat fisik lain senyawa-senyawa ini adalah mirip satu sama lainnya. Reaksi untuk pembuatan aldehid Salah satunya adalah oksidasi dari alkohol primer. Oksidator umumnya tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin kompleks seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987).

 

            Gugus fungsi tertentu bereaksi hanya dengan pereaksi tertentu dengan memberikan gejala yang khas, karena itu gugus fungsi menjadi ciri suatu kelompok senyawa dan dapat dikenali dengan peraksi pengenalnya. Beberapa pereaksi pengenal gugus fungsi adalah sebagai berikut :

 

1. Pereaksi Air Brom

 

Pereaksi ini menunjukkan bahwa senyawa organik sebagai senyawa tak jenuh. Pereaksi ini memberikan tanda yaitu hilangnya warna coklat dari Brom (Br2) apabila positif mengandung ikatan rangkap pada suatu senyawa organik.

Reaksinya yaitu R-HC=CH-R + Br2 à R-BrHC-CHBr-R

2. Pereaksi Logam Na

Pereaksi ini penunjuk adanya gugus –OH pada suatu senyawa organik dengan ditandai oleh timbulnya gelembung gas H2. Tanda tersebut berarti senyawa tidak memiliki gugus –OH.

Reaksinya yaitu 2R-OH + 2Na à 2R-Ona + H2

 

3. Pereaksi Fehling

Pereaksi ini mengandung ion Cu2+ (berwarna biru transparan), penunjuk adanya gugus aldehid (-CHO) oleh timbulnya endapan Cu2O berwarna merah bata. Pada reaksi ini, gugus aldehid mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+(Hoffman, 2004).

 

            Identifikasi gugus aldehida dapat dilakukan dengan melakukan Tes Tollens. Tes tollens ini menggunakan reagen Tollen. Tes ini didasarkan pada oksidasi suatu aldehid oleh larutan ion perak (Ag+) dalam basa amonia. Larutan ini mengandung ion kompleks [Ag(NH3)2]+. Oksidasi terhadap aldehid diikuti dengan reduksi ion perak menjadi logam perak yang tampak sebagai cermin perak. Tes Fehling juga dapat mendeteksi aldehid. Tes Fehling dilakukan menggunakan larutan Fehling, dimana larutan ini mengandung ion kompleks tembaga (II) yang disiapkan dengan mencampurkan larutan Fehling A yang mengandung tembaga sulfat, ke dalam larutan Fehling B yang mengandung natrium hidroksida dan garam Rochelle (natrium kalium tartarat). Selama oksidasi aldehid menjadi asam karboksilat, ion tembaga (II) direduksimenjadi tembaga (I) yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida yang berwarna merah (Fessenden, 1986).

 

            Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Senyawa organik asing-masing memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang dimilikinya. Senyawa dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama/mirip (Prasojo, 2010).

 III.         ALAT DAN BAHAN

1.     ALAT

1)    Lumpang

2)    Tabung reaksi

3)    Pipet tetes

4)    Beaker glass

5)    Batang pengaduk

2.     BAHAN

1)    Tablet metamporin

2)    Aquadest

3)    FeCl3

4)    Formalin

5)    Asam sulfat pekat

6)    Fehling B

7)    Fehling A

8)    Natrium bicarbonat

 IV.         PROSEDUR KERJA

1. Gerus tablet metamporin

 

2. Masukkan kedalam beaker glass, larutkan dengan aquadest sebanyak 10ml

 

3. Homogenkan larutan dengan batang pengaduk

 

·       Reaksi FeCl3 :

 

1. Ambil 3 tetes larutan metamporin masukkan kedalam tabung reaksi

 

2. Tambahkan FeCl3 3 tetes

 

·       Reaksi Marquez :

 

1. Ambil 3 tetes larutan metamporin masukkan kedalam tabung reaksi

 

2. Tambahkan formalin 3 tetes

 

3. Tambahkan asam sulfat pekat 3 tetes

 

·       Reaksi Fehling

 

1. Ambil 3 tetes larutan metamporin masukkan kedalam tabung reaksi

 

2. Tambahkan fehling A 3 tetes dan fehling B 3 tetes

 

·       Reaksi landwher:

 

1. Ambil 3 tetes larutan metamporin masukkan kedalam tabung reaksi

 

2. Tambahkan FeCl3 3 tetes

 

3. Tambahkan natrium bicarbonat 3 tetes

    V.         HASIL DAN PEMBAHASAN

1.     HASIL

 

1.Reaksi FeCl3



 

Metamporin + aquadest + FeCl3→Larut

 

2.Reaksi Marquez



 

Metamporin + aquadest + formalin + asam sulfat pekat→Larutan berwarna orange pekat

 

3.Reaksi fehling



 

Metamporin + aquadest + fehling A + fehling →Biru ke abu abuan

 

4.Reaksi Leandwer



 

Metamporin + aquadest + FeCl3 + natrium bicarbonat→Larut berwarna kuning

2.     PEMBAHASAN

Pada percobaan pertama yaitu reaksi FeCl3 metamporin dilarutkan dengan aquadest dan diteteskan FeCl3 yaitu menjadi larut. Pada percobaan kedua menggunakan reaksi marquez yaitu larutan metamporin dicampurkan dengan formalin serta asam sulfat pekat, larutan yang dihasilkan yaitu berwarna orange pucat, seharusnya reaksiyang dihasilkan adalah terdapat cincin berwarna. Faktor yang menyebabkan tidak adanya cincin pada reaksi marquez adalah dikarenakan perbedaan pada konsentrasi asam sulfat yang digunakan. Percobaan selanjutnya yaitu reaksi fehling larutan metamporin diteteskan fehling A dan Fehling B, sebelum dilakukan pemanasan larutan berwarna biru setelah dilakukan pemanasan menghasilkan warna biru ke abu abuan. Percobaan selanjutnya yaitu menggunkan reaksu leandwer dengan mencampurkan larutan metamporin dengan 3 tetes FeCl3 dan 3 tetes natrium bicarbonat yaitu menjadi larut dan berwarna kuning.


VI.       KESIMPULAN DAN SARAN

1.     Kesimpulan

Identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Senyawa organik asing-masing memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang dimilikinya. Senyawa dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama/mirip.

2.     Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi dalam mengerjakan prosedur langkah percobaan praktikum kali ini

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

·       Fessenden,Ralp  J dan Joan S. Fessenden.1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

·       Hoffman, Robert V. 2004. Organic Chemistry Second Edition. America : John Wiley and Sons.

·       Kristiani, Elisabeth. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga: UKSW.

·       Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

·       Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

·       Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar : UNM.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL JAMU

LAPORAN MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI PEWARNAAN JAMUR DARI SAMPEL AIR DAN SAYUR